Wisuda Online Nasional Kelas Bunda Sayang IIP

By Maria Ulfah

Malam ini adalah wisuda online kelas bunda sayang secara nasional. Saya dan beberapa teman menjadi Fasilitator di kelas bunda sayang tersebut.

Di pembukaan acara, ada hal penting yang disampaikan oleh bu Septi selain ucapan selamat kepada para wisudawati, yaitu penghargaan kepada para wisudawati yang telah menaklukan ujian kelas bunda sayang berupa Komitmen, Konsistensi dan Ketangguhan.

3 kata kunci yaitu komitmen, konsistensi dan ketangguhan itu memang yang harus kami taklukan dalam menjalani kelas bunda sayang selama 1 tahun kebelakang.

Bagaimana tidak? Karena kami harus menuliskan tugas minimal selama 10 hari berturut-turut, selama 12 bulan dengan 12 materi yang berlainan.

Begitu banyak rasa syukur yang kami ucapkan. Karena selama 1 tahun ini, tidak hanya ilmu pengetahuan dan prestasi sana yang kami peroleh, tapi yang terpenting adalah bertambahnya pemahaman kami akan hikmah dan makna hidup.

Terima kasih bu Septi, pak Dodik dan teman-teman semuanya. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikannya dengan balasan yang sempurna.

Harapan saya setelah lulus diwisuda kelas bunda sayang ini adalah semoga ilmu yang saya pelajari berkah dan bermanfaat, tidak hanya bagi diri saya sendiri, tapi juga bagi orang banyak, dan menjadi tabungan amal sholih saya yang terus mengalir. Aamiin

Thats all for today, Alhamdulillah

#Day22

#ODOP31Days

#RumBelMenulis_IPBant

Pelajaran Hidup Dari Seorang Teman

By Maria Ulfah

Malam ini acara wisuda Online Kelas Bunda Sayang secara Nasional dilaksanakan. Suka cita dan rasa haru dirasakan.

Tapi ada satu peristiwa yang menyentuh dan memberikan makna hidup yang dalam.

Dalam wisuda tadi diumumkan peserta tertangguh dan terbaik kelas bunda sayang secara nasional. Beliau adalah mbak Natalia Intan Pratiwi. Seorang ibu hebat yang berjuang melawan kanker paru-paru yang telah menjalar ke otak.

Yang luar biasa dari mbak Intan ini adalah semangat dan daya juang untuk hidup dan mencari ilmu.

Dengan kondisi sakit, beliau tetap semangat kuliah dan mengerjakan tugas-tugas kelas Bunda Sayang. Bahkan beliau sempat beberapa kali mendapat predikat YE.

Ditengah rasa sakit yang menderanya, beliau tetap ramah dan bersikap baik kepada semua orang, tidak menampakkan rasa sakit dan penyakitnya.

Kini beliau harus menjalani pengobatan intensif di RSCM. Semoga Allah dengan Kasih SayangNya, mengangkat penyakitnya dan memberi mbak Intan beserta keluarganya berita yang menggembirakan. Banyak hikmah hidup yang baik yang kami dapatkan dari sosok mbak Intan ini.

#Day21

#ODOP31Days

#RumBelMenulis_IPBanten

Tempe Dan Tahu

By Maria Ulfah

Bersyukurnya tinggal di Indonesia yang melimpah kaya hasil alamnya. Termasuk kedelai salah satunya.

Kedelai sebagai bahan baku pembuatan Tempe dan Tahu, merupakan hasil pertanian dan komoditas penting yang menyangkut hidup orang banyak di Indonesia. Itu sebabnya kedelai, salah satu bahan pangan yang langsung di awasi hasil produksinya, harga pasarnya dan distribusinya oleh BULOG.

Beruntungnya orang Indonesia yang mengenal Tempe dan Tahu, gizi makanan tersebut sangat tinggi. Mengandung asam amino, antioksidan, protein, serat dan zat besi. Bahan makanan yang murah meriah dan sehat.

Karena itu tidak heran jika Tahu dan Tempe menjadi lauk sehari-hari dengan segala macam olahannya. Termasuk saya tentunya hehehe.

Bagi saya, tiada hari tanpa makan Tempe. Sedangkan untuk Tahu, keluarga kami mengkonsumsinya seminggu 2 kali saja, karena kami kurang menggemarinya, jika dibanding Tempe.

Oh iya, Tempe merupakan khasanah olah budaya dan kuliner asli masyarakat Indonesia. Produk olahan kedelai yang difermentasi ini, ditemukan dan diwariskan secara turun temurun cara pembuatannya oleh masyarakat asli Indonesia.

Beda dengan olahan produk kedelai lainnya seperti Tahu, Tofu, Susu Kedelai, Tauco dan Kecap, yang merupakan adopsi dari budaya Kuliner Cina.

Sungguh banyak hal yang mesti kita syukuri karena lahir, tumbuh dan besar di Indonesia yang sangat kaya ini.

Thats all for today, Alhamdulillah

#Day20

#ODOP31Days

#RumBelMenulis_IPBanten

Mengikhlaskan Yang Hilang

By Maria Ulfah

Don’t Grieve, Anything You Lose Comes Round In Another Form – RUMI

Tulisan kata-kata bijak dari Rumi tersebut saya dapatkan di status seorang teman beberapa hari yang lalu. Kata-kata bijak Rumi tersebut jika diartikan secara bebas isinya begini, “Jangan bersedih, segala hal yang hilang darimu, akan kembali kepadamu dalam bentuk yang lain”.

Kata-kata yang sepintas tampak sederhana, tapi sulit realisasinya.

Manusiawi rasanya bila seorang manusia bersedih. Karena kehilangan sesuatu yang berharga, bisa seseorang yang dicintai, cita-cita hidup, milik yang berharga, atau hal penting lainnya.

Tapi tahukah teman, Kesedihan yang Mendalam seringkali menutup pandangan kita dari banyak anugerah dan hal-hal baik yang kita terima, yang mesti kita syukuri tiap hari.

Kesedihan yang mendalam karena kehilangan, menutup pandangan kita dari keluarga, guru dan teman yang tulus menyayangi kita.

Kesedihan yang mendalam, menutup pandangan kita dari anugerah dan kenikmatan hidup yang besar. Hidup sehat, perasaan dicintai dan mencintai, prestasi yang gemilang, kebermanfaatan hidup kita bagi orang banyak.

Atau hal-hal yang terasa remeh dan sepele, seperti udara bersih untuk bernafas, lingkungan yang sehat, sinar mentari yang cerah, secangkir kopi atau teh yang nikmat. Musik yang indah, buku yang bagus, pemandangan alam yang mempesona. Atau bahkan kenikmatan sepotong cokelat dan se cup es krim.

Sungguh, kesedihan yang mendalam seringkala menutup mata kita dari semua anugerah yang mesti kita resapi dengan kesyukuran.

Jangan bersedih, segala hal yang hilang darimu, akan kembali kepadamu dalam bentuk yang lain.

Betul bukan?

Karena segala hal yang terjadi dalam hidup kita telah digariskan oleh Allah. Kehidupan, kematian, dan rezeki, semuanya telah Pasti ditakar oleh-Nya untuk setiap hamba-Nya.

Maka jika hilang sesuatu, pasti akan digantikan kembali sesuatu yang berharga lainnya oleh-Nya.

Nasehat Gurunda Tercinta, dalam hidup ini, hanya Sabar dan bersyukur kepada Allah yang mesti kita lakukan, serta terus meyakini takdir dan ketetapan-Nya. Karena apapun peristiwa yang terjadi, menurut ukuran manusia itu baik ataupun buruk, pasti ada hikmah baik dari-Nya. Tugas kita hanya meyakini dan mengimani-Nya.

#Nasehat_Untuk_Diri

#Day19

#Rumbel_Menulis_IPBanten

#ODOP31Days

 

 

Mengenang Seorang Teman

By Maria Ulfah

Ibrah dan Nilai Hidup yang Penting, saya dan Ayah Ahmad Fadhil dapatkan saat kami bertakziah ke rumah almarhumah Neneng syahdati rosmy di Ciputat Tangsel.

Cerita dari suami almarhumah, bahwa almarhumah adalah sosok yang mengasihi sesama manusia dengan tulus, tidak memandang ras dan warna kulit, suku, bangsa, agama, maupun kedudukan seseorang. Kebaikannya, kedermawanannya, khidmatnya, keramahannya dirasakan oleh semua orang. Itulah sebabnya banyak orang yang merasa kehilangan atas kepergiannya dan mendoakan kebaikan bagi almarhumah dan keluarganya.

Rasa kasih, ketulusan dan berkhidmat terhadap manusia dan kemanusiaan dari berbagai ras, suku, bangsa, agama maupun kedudukan dan pangkat manusia, itulah wujud hablumminannas dan dakwah bil haal almarhumah yang memilih berdakwah di negara mayoritas non muslim.

Sungguh beda dengan umumnya kita yang Picik karena lebih memilih Peduli dan memberikan Kebaikan Hanya kepada orang-orang yang Segolongan, Sekelompok, Satu Ras dan Suku Bangsa, satu pilihan politik dengan kita. Pada orang Lain di Luar golongan dan kelompok dengan kita, akan kita jauhi, kita cap dan bahkan kita musuhi. Apakah sikap demikian yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW?

#Day18

#ODOP31Days

#RumBelMenulisIPBanten

 

Allah Dzat Yang Maha Baik

By Maria Ulfah

Dalam masa pencarian spiritual saya, saya sangat meyakini Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya berusaha menjiwai dan meyakini Kasih dan Sayang Allah pada hamba-hamba Nya. Dari pencarian dan tafakur saya, Kemudian saya juga menyematkan pujian Allah Yang Maha Baik setelah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kata-kata Allah Yang Maha Baik ini selalu saya yakini dalam hati dan pikiran saya, dan saya ucapkan dalam doa-doa saya sebagai pujian dan rasa syukur saya atas karunia Allah kepada saya, karena Allah begitu mencintai saya dan selalu memberikan yang terbaik bagi saya.

2 minggu yang lalu tepatnya, saaat saya menemani Haidar belajar PAI untuk kelas 2 SD, saya baru mengetahui dari buku PAI tersebut,  bahwa salah satu nama Allah dalam Asmaul Husna, yaitu al Aziz yang berarti Allah Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Agung, ternyata ada pemaknaan yang lain dari makna Allah Al Aziz ini adalah Allah Dzat Yang Maha Baik. Saya merasa mendapat jawaban dari kebingungan saya. Ternyata pujian dalam doa saya kepada Allah, yaitu Allah Dzat Yang Maha Baik, memang ada pegangannya dalam Asmaul Husna, bukan sekedar karangan saya sendiri. Dan saya merasa lega dan bersyukur.

Maka saya semakin meyakini dan menancapkannya dalam hati dan pikiran saya, apapun yang saya perbuat dan jalani dalam hidup ini, itu karena takdir Allah Yang Maha Baik. Dan karena Kebaikan-Nya, maka Ia akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya, tidak akan menelantarkan hamba-Nya dan tidak akan memberikan keburukan kepada hamba-Nya.

Sungguh Maha Baik Engkau Ya Allah

#Day17

#ODOP31Days

#RumBelMenulis_IPBanten

 

 

Tafsir Surah Al Ikhlash, Al Falaq & An-Naas

By Maria Ulfah

Subhanallah walhamdulillah saya bersyukur karena melihat video dari ustad Nouman Ali Khan ini, saya mendapat insight learning atau hikmah dan pengetahuan yang baru (dan melengkapi pengetahuan serta hikmah yang telah saya peroleh), mengenai surah al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas. Makna kata As Shomad dalam surah Al Ikhlash, makna ayat Qul ‘Audzu birobbil Falaq dan makna ayat Wa min syarri haasidin idzaa hasad dalam surah Al Falaq, serta makna ayat ke 1 sd ke 3 surah Annas.

Lebih lengkapnya silahkan disimak video penjelasan ustad Nouman Ali Khan ini saja, agar lebih jelas dan komprehesif memahaminya.

#Day 16

#ODOP31Days

#RumBelMenulis_IPBanten

 

POLIGAMI

By Maria Ulfah

Sebenarnya saya Tidak Membenci Syariat Poligami. Allah pun membolehkan bagi laki-laki untuk menikah dua, tiga atau empat, dengan syarat mampu bersikap Adil. Tapi jika tidak mampu bersikap Adil, satu saja itu lebih baik.

Dua minggu yang lalu, di suatu siang, seorang teman lama tiba-tiba datang ke rumah. Saya melihatnya datang dengan wajah yang kusut. Awalnya saya pikir ia telah resign dari tempat kerjanya. Ternyata bukan. Saya lalu bertanya kembali ada masalah apa yang sedang dihadapinya, kemudian ia lalu memeluk saya dengan erat dan kemudian menangis tersedu-sedu.

Sejenak saya biarkan ia menangis dalam pelukan saya, agar puas rasa hatinya. Setelah agak reda tangisnya, saya usap lembut punggungnya, dan saya bertanya ada masalah apa yang terasa berat dihadapinya.

Setelah itu ia bercerita bahwa suaminya tengah ia pergoki melakukan chat mesra melalui WA dengan mahasiswi yang dibimbing skripsinya oleh suaminya. Sebenarnya teman saya ini sudah mulai merasa curiga sejak satu bulan yang lalu bahwa suaminya jadi sering mojok sendiri saat membuka WA dan tidak mau diganggu dan didekati oleh teman saya saat sedang ber WA ria. Karena penasaran, akhirnya teman saya iseng membuka chat WA suaminya, saat suaminya sedang di kamar mandi. Lalu terbongkarlah skandal perselingkuhan itu. Teman saya begitu marah, dan terjadilah pertengkaran besar, dan sempat terlontar dari lisan teman saya meminta bercerai.

Teman saya ini mengeluh dan meratap, apa kekurangan dan kesalahan dia, mengapa suaminya sampai selingkuh. Bahkan yang lebih menyakitkan, setelah terpergok selingkuh, suaminya meminta ijinnya untuk melakukan poligami dengan menikahi mahasiswi tersebut. Kontan saja teman saya semakin meradang dan tidak terima dengan permintaan suaminya.

Berkali-kali suaminya meminta keikhlasannya agar diijinkan poligami. Selalu suaminya menuntut kepada teman saya bahwa laki-laki diperbolehkan poligami, bahwa apa yang ia lakukan tidak menyalahi aturan Allah, bahwa teman saya tidak boleh membenci yang Allah halalkan, bahwa teman saya harus ridho di poligami oleh suaminya.

Saya begitu sebal dan merasa marah setelah mendengar cerita teman saya. Terlihat dalam kacamata pandangan saya, bahwa suami teman saya itu begitu egois dan dangkal pikirannya. Demi hawa nafsu, hukum syariah Allah ia jadikan alasan pembenaran atas perilakunya yang salah, ia jadikan tameng untuk memenuhi hawa nafsunya.

Yang membuat teman saya bertahan hingga hari ini adalah keempat anaknya. Jika ia memilih bercerai, yang ia khawatirkan adalah nasib anak-anaknya yang akan kekurangan kasih sayang ayahnya dan kehilangan figur ayahnya. Tapi ia pun tidak ikhlas di poligami oleh suaminya, meskipun tiap hari suaminya terus memintanya ikhlas dan mengijinkannya menikahi mahasiswi tersebut.

Teman saya itupun mengintrospeksi diri, mungkin selama ini ia kurang rajin beribadah, mungkin selama ini ia kurang merawat diri dan berdandan untuk suami, mungkin karena ia kurang melayani suaminya karena terlalu sibuk membersamai anaknya dan sibuk bekerja membantu nafkah keluarga.

Sekarang teman saya berjuang merebut hati suaminya agar kembali kepadanya, mau berdandan dan meluangkan waktu bersama suaminya. Dan sekarang ia kembali mendekat kepada Allah dan mendoakan suaminya serta kebahagiaan rumah tangganya.

Semoga Allah segera memberi jalan keluar terbaik yang membahagiakan bagi teman saya dan anak-anaknya, semoga Allah memberi hidayah bagi suami teman saya. Semoga Allah melimpahi cinta, kasih sayang dan rahmat Nya bagi teman saya, suaminya dan keluarga mereka agar merasakan ketenangan dan kebahagiaan dunia akherat. Aamiin

#Day15

#ODOP31Days

#RumBelMenulis

#IbuProfesionalBanten

 

 

Berhenti Merokok

By Maria Ulfah

Sebenarnya sejak lama Haidar menginginkan Ayahnya berhenti merokok. Saya dan Hilyah (anak sulung kami) pun sejak lamaa, bahkan sebelum Haidar lahir, menginginkan suami saya berhenti merokok. Dari sekadar obrolan dan permintaan baik-baik untuk berhenti merokok, bahkan sampai omelan pun telah kami lakukan untuk mengingatkan suami agar berhenti merokok.

Sebenarnya suamipun juga pada akhirnya berusaha berhenti merokok. Pernah selama 3 hari berhenti total merokok. Tiduran saja dirumah, tidak berangkat mengajar ke kampus, dengan alasan meriang dan nggak enak badan. Karena efek berhenti merokok. Karena tidak kuat, akhirnya merokok lagi.

Pernah ikut hipnoterapi agar berhenti total merokok. Setelah hipnoterapi, 5 hari berhenti merokok, balik merokok lagi. Alasannya lagi-lagi karena efek berhenti merokok yang mengakibatkan badan gemetar, lemas dan meriang, serta mulut terasa asam. Efek demikian terjadi karena tubuh sedang beradaptasi tanpa rokok dan tubuh mengeluarkan racun dari kandungan rokok yang telah mengendap selama bertahun-tahun dari tubuh suami.

Setelah beberapa waktu dari terakhir mencoba berhenti merokok, saat ini suami sedang berusaha berhenti merokok. Karena Haidar.

Sejak awal Haidar tidak menyukai ayahnya merokok. Bahkan pernah menyembunyikan dan membuang rokok ayahnya ke tempat sampah, agar ayahnya berhenti merokok.

Setelah kepulangan kami dari Cirebon, Haidar memberikan tenggat batas waktu bagi ayahnya untuk berhenti merokok, dan itu atas inisiatifnya sendiri, bukan atas suruhan saya atau orang lain. Haidar membuat jadwal hitung mundur bagi ayahnya untuk berhenti merokok.

Awalnya Haidar memberi batas waktu 10 hari untuk ayahnya berhenti merokok. MUlailah suami sedikit demi sedikit mengurangi jatahnya merokok. Dari yang biasanya 1 bungkus berisi 16 batang dalam 1 hari habis. Di hari ke 10 hitungan Haidar, suami sudah mampu menguranginya jadi hanya 6 batang rokok dalam 1 hari.

Karena sudah sampai dibatas waktu berhenti merokok, karena sudah di hari yang ke 10. Suami minta tambahan waktu lagi untuk pelan-pelan berhenti merokok, alhamdulillah Haidar mengabulkannya dan memberi tambahan tenggat waktu jadi 20 hari bagi ayahnya untuk total berhenti merokok.

Hari ini adalah hari yang ke 13, dan suami mampu mengurang rokoknya menjadi hanya merokok sebanyak 4 batang per hari. Apakah proses ini mudah? Tidak. Sejak hari ke 10, suami mulai merasakan efek berhenti merokok seperti yang dulu pernah dialaminya. BAdan lemas, gemetar, meriang, mulut asam, mungkin karena pengurangan drastis asupan nikotin dan racun rokok lain dari tubuhnya, dan juga tubuhpun mulai men detox kandungan racun yang ada di dalam tubuhnya.

Usaha berhenti merokok ini mungkin dilakukan suami karena ingin hidup sehat, ingin menua dalam keadaan sehat bahagia bersama keluarga, ingin menjadi teladan baik bagi anak laki-laki satu-satunya yang ia cintai, yaitu Haidar dan tentunya ingin perubahan hidup ke arah yang lebih baik.

Apapun niatnya, semoga Allah kuatkan tekadnya berhenti merokok, dan semoga Allah mudahkan prosesnya dan Allah meridhoi niat baiknya untuk berhenti merokok.

Thats all for today, Alhamdulillah

#Day14

#ODOP31Days

#RumBelMenulis

#IbuProfesionalBanten

Perpisahan

By Maria Ulfah

Umumnya perpisahan terjadi karena terputusnya suatu hubungan, baik sifatnya hubungan personal atau hubungan sosial. Baik karena selesai suatu pekerjaan, masa studi yang telah habis, pindah tempat, maupun karena sebab personal seperti terputusnya hubungan, perceraian, bahkan kematian.

Perpisahan karena faktor sosial lebih mampu dihadapi akibatnya, karena terkadang itu lumrah terjadi dan lebih bisa dititerima oleh akal dan perasaaan manusia. Seorang teman saling berpisah karena sama-sama lulus SMA dan melanjutkan kuliah di kota yang berbeda. Mereka berpisah, tapi perpisahannya lebih bisa diterima dan dimaklumi. Begitupula dengan berpindah tempat kerja atau berpindah rumah.

Tapi perpisahan bisa terasa sangat emosional dan menimbulkan rasa sedih dan duka mendalam, biasanya karena sebab yang sangat pribadi atau personal. MIsalnya karena putus dari pacar, perceraian, atau bahkan perpisahan karena kematian orang yang terdekat dan kita cintai.

Menurut saya, perpisahan karena kematian, adalah perpisahan yang terberat efeknya. Mengapa? Karena jiwa yang meninggal tidak akan kembali di dunia ini, sehingga yang hidup dan ditinggalkan tidakakan bertemu lagi dengan yang meninggal. Sedangkan perpisahan karena putus dari pacar atau perpisahan karena perceraian, masing-masing orang masih dapat saling bertemu dan kemungkinan menjalin silaturrahmi kembali masih dapat dilaksanakan, walaupun perpisahan jenis ini terkadang menimbulkan rasa sakit dan kebencian. Tapi paling tidak masih bisa bertemu sang mantan hehehe

Dan perpisahan sebab kematian yang paling tidak mampu ditanggung beban kesedihannya adalah perpisahan karena kematian yang mendadak. Entah itu karena serangan jantung atau kecelakaan. Perpisahan jenis ini meninggalkan beban berat karena tidak siap ditinggalkan, kesedihan yang mendalam, bahkan penyesalan dari keluarga atau orang terdekat yang ditinggalkan. Apa sebabnya? Karena rata-rata mereka tidak menyiapkan mental dulu untuk ditinggalkan secepat kilat. Beda dengan yang berpisah karena putus atau bercerai, selalu ada proses retaknya hubungan. Ataupun kematian karena sakit, selalu ada tanda-tanda secara fisik dan medis akan penyakit seseorang akan mampu disembuhkan atau tidak, sehingga keluarga dan orang-orang terdekat mentalnya lebih siap jika dibanding meninggal karena sebab kematian mendadak.

Walaupun normalnya setiap manusia sesuai berjalannya waktu akan melupakan kesedihannya dan mampu terus melanjutkan hidup. Tapi waktu untuk hal itu, bagi tiap-tiap orang pasti berbeda, tergantung sebanyak apa kenangan dan kesan pribadi orang yang meninggalkan kita, terhadap kita.

Terbayang kesedihan seorang tetangga yang kehilangan anak yang dicintainya karena kecelakaan motor saat berangkat sekolah. Terbayang kesedihan seorang isteri yang kehilangan suami yang dicintainya, karena meninggal akibat serangan jantung saat sedang menyupir angkot untuk mencari nafkah bagi keluarganya, bahkan si ibu ini sampai berkali-kali pingsan karena tidak kuat menghadapi kesedihan dan beban hidup bersama keempat anaknya.

Hal ini membuat saya berkaca dan memikirkan bekal apa yang akan saya bawa saat kematian datang. Kenangan indah apa yang saya tinggalkan bagi orang-orang yang mengenal saya dan amal kebaikan apa yang saya lakukan sebagai bekal berpulang. Serta warisan nilai hidup apa yang akan saya tinggalkan bagi anak-anak kami kelak. Karena sungguh setiap manusia tidak pernah tahu, kapan waktunya berpisah dengan orang-orang yang dicintainya dan kapan waktunya berpulang kepada Sang Pemillik Hidup.

Thats all for today

#Day13

#ODOP31Days

#RumBelMenulis

#IbuProfesionalBanten